TERAPI
PIJAT
UNTUK
ANAK AUTISME
Disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Rehabilitasi Anak Berkebutuhan Khusus
Dosen
pengampu : Drs. Abdul Salim Choiri, M.Kes
Di susun oleh:
Septi Pambudi Arti
(K5112064)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012/2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
GARIS BESAR ISI ARTIKEL........................................................................... 1
TELAAH ARTIKEL............................................................................................ 2
KESIMPULAN............................................................................................... .... 5
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... ... 6
LAMPIRAN......................................................................................................... 7
GARIS BESAR ISI
ARTIKEL
Selain pengobatan medis, banyak juga orangtua
yang menempuh jalur alternatif terapi pijat untuk menyembuhkan anaknya yang
menderita autisme. Terapi pijat sudah cukup terkenal di kalangan masyarakat
untuk terapi alternatif anak autisme, meski tak banyak bukti yang menyebutkan
terapi ini bermanfaat. Sebenarnya pijat bukanlah hal yang aneh, pada bayi pijat
sangat dianjurkan karena bermanfaat untuk merangsang sistem kerja saraf.
Gangguan spektrum autisme adalah kelompok gangguan perkembangan yang memiliki
tingkatan berbeda yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi,
bersosialisasi dan membangun hubungan. Para peneliti mengatakan beberapa studi
menunjukan adanya beberapa adanya manfaat dari terapi pijat, misalnya dalam
keterampilan bahasa dan sosial tetapi jumlah sampel pasien yang tidak banyak
dan masalah lain membuat hasil studi itu belum bisa dipercaya.
Secara umum, pijat atau "sentuhan" diperkirakan
memiliki manfaat secara fisik dan emosional. Bagi anak autis terapi ini
memiliki efek pada sistem saraf dan hormonal yang dapat membantu meringankan
beberapa kesulitan mereka, kata Dr. Myeong Soo Lee dari Korea Institute of
Medicine Oriental di Daejeon, yang juga peneliti utama pada studi ini. Sensasi
rileks saat dipijat akan mempermudah anak tertidur. Ketika tidur tubuh
melakukan perbaikan menyeluruh termasuk kinerja otak, kontak mata, penguasaan
kosa kata, mobilitas, sensitivasi, respon dan juga interaksi. Di samping itu
dapat juga menenangkan dan mengatasi hiperaktivitas yang sering terjadi pada
anak autisme. Karena sebab itulah terapi pijat dapat dikatakan sebagai salah
satu alternatif efektif untuk anak autisme.
TELAAH ARTIKEL
Autisme dipandang
sebagai gangguan perkembangan saraf disertai berbagai masalah seperti gangguan
pencernaan dan kepekaan. Aspek perkembangan saraf tidak lepas dari aspek
internal tubuh, seperti hormon, enzim, daya tahan tubuh dan ketahanan mental.
Anak autisme di tubuhnya mengalami gangguan metabolisme, sehingga perlu terapi
yang memungkinkan terjadinya optimalisasi proses sterilisasi tubuh dari
penumpukan racun yang dapat meracuni sistem saraf otak. Prof. H. Hembing Wijayakusuma mengatakan bahwa terapi pijat bagi anak autisme efektif memperlancar peredaran darah yang
berfungsi mendistribusikan oksigen, nutrisi dan mengangkut racun tubuh sehingga
racun tidak mengendap dan menimbulkan penyakit. Umumnya pada anak autisme
mengalami gangguan pencernaan dan buang air besarnya tidak teratur. Sehingga
gizi dan vitamin dari makanan tidak dapat diserap tubuh. Kondisi tersebut
berakibat terhambatnya pertumbuhan anak. Untuk memperbaiki pencernaan anak akan
dipijat pada beberapa titik meridian akupuntur. Mulai dari bawah radang,
punggung hingga kaki. Pijatan ini merilekskan otot dan memperlancar aliran
darah ke pencernaan.
Manfaat pijatan pada
daerah tertentu membuat saraf dan otot
berkontraksi sehingga meningkatkan aliran darah dan menciptakan keseimbangan
tubuh. Untuk intensitas terapi, tiap anak berbeda-beda tergantung kondisi dan
reaksi tubuh anak. Daerah pijatan meliputi kepala, punggung, dada, perut,
leher, tengkuk, tangan, kaki, wajah, pelipis dan mulut. Tiap daerah mempunyai
fungsi penyembuhan masing-masing, sehingga pemijatan harus dilakukan
menyeluruh. Misalnya:
Ø Pijatan
di kepala dapat merangsang sistem saraf , meningkatkan konsentrasi dan juga
menenangkan.
Ø Pijatan
daerah punggung dapat memperbaiki kinerja seluruh organ tubuh. Pijatan di dada
akan mengangkut racun tubuh dan mengontrol metabolisme.
Ø Pijatan
daerah perut dapat menghilangkan gangguan pencernaan.
Ø Di
leher dapat meningkatkan kemampuan bicara dan memperlancar sirkulasi darah.
Ø Pijatan
daerah tengkuk dapat memperlancar sirkulasi darah ke susunan saraf dan
menenangkan.
Ø Pada
tangan dapat memperbaiki kinerja paru-paru, jantung, usus, pembuangan, juga
melancarkan sirkulasi daerah ke seluruh tubuh.
Ø Daerah
kaki akan mengatasi hiperaktif, agresif dan merangsang sistem saraf pusat.
Ø Pijatan
di wajah dapat memperbaiki kontak mata.
Ø Sedangkan
di pelipis akan menurunkan ketegangan dan merangsang sistem saraf pusat.
Ø Terakhir
pada mulut dapat membantu mengoptimalkan saraf
bicara.
Untuk mengetahui apakah terapi pijat bermanfaat bagi
penderita autis, lee dari Korea Institute of Medicine Oriental di Daejeon dan
koleganya melakukan pencarian informasi melalui berbagai literatur medis. Ada
beberapa temuan menjanjikan, ujar lee. Anak-anak yang menjalani terapi pijat
dan ditambah pendidikan khusus dapat meningkatkan kemampuan sosial mereka dan
ketrampilan dalam menunjang kehidupan sehari-hari, seperti berpakaian dan makan
sendiri. Dan mereka yang menjalani terapi pijat dan ditambah terapi bahasa
memiliki kemajuan lebih besar dalam berkomunikasi dibandingkan dengan mereka
yang hanya mendapatkan terapi bahasa. Namun semua studi itu memiliki kelemahan
mendasar, menurut para peneliti, yaitu tak satupun dari studi itu yang
melibatkan lebih dari 50 anak-anak dan penelitian itu semuanya hanya
berlangsung antara satu hingga lima bulan. Dalam beberapa kasus para peneliti
yang melakukan penelitian terhadap anak-anak sudah tahu mana anak-anak yang
telah mendapatkan terapi pijat dan mana yang tidak, sehingga mereka lebih
cenderung untuk mengamati kemajuan yang dicapai oleh anak-anak yang pernah
menjalani terapi pijat.
Namun Lee menegaskan bahwa bagi orangtua yang ingin
memberikan terapi pijat kepada anak-anak mereka yang autis, itu tak masalah,
karena terapi pijat tidak menimbulkan risiko serius. Tapi jika tahu apakah
terapi pijat benar-benar efektif bagi anak autis, menurut Lee, perlu dilakukan
lebih banyak studi lagi untuk mengonfirmasikan hal ini. Guna mendukung
penyembuhan autisme, penderita ditekankan melakukan diet bebas makanan
tertentu, terutama yang mengandung glutein
dan kasein.Kedua zat ini
terdapat di buah dan sayuran tertentu, makanan yang mengandung zat pewarna atau
MSG serta bahan makanan mengandung susu hewan, seperti keju, es krim, yoghurt
atau margarin.
Keberhasilan
terapi menyembuhkan autisme, secara umum mencapai 100%. Namun, semua bergantung
kemampuan orangtua mendisiplinkan pengobatan, baik pijat maupun diet.
Selain itu, kontinuitas terapi harus rutin dilakukan sampai
anak mengalami perbaikan fungsi tubuhnya. Menurut Puji Siswanto, ahli acupressure
(pemijatan) dari Bogor,
Jawa Barat fungsi pemijatan yang dilakukan adalah membantu peredaran darah dan
merilekskan susunan saraf yang menegang karena autisme. Menurut dia, pengobatan
anak autisme dengan pemijatan lebih efektif. Teknik penyembuhan anak autisme
dengan menggunakan jarum (akupunktur) tidak bisa dilakukan. Hal ini disebabkan
anak autisme cenderung hiperaktif dan banyak gerak dalam pengobatan. Puji juga
mengingatkan tidak semua anak hiperaktif terkena autisme. "Salah satu ciri
anak autisme adalah tatapan matanya kosong," ujarnya.
Peran aktif orangtua anak autisme sangat diharapkan Puji.
Bahkan, Puji melibatkan secara aktif orangtua untuk melakukan pemijatan di
rumah. Hal ini penting karena titik tersebut merupakan inti pengobatan dan
harus dilakukan tiap hari dengan pijatan yang ringan. Oleh sebab itu, Puji yang
mendapatkan keahlian memijat dari ayahnya ini, selalu memberi tahu orangtua
anak tentang titik mana yang harus dipijat ringan karena tidak mungkin orangtua
sang anak datang kepadanya setiap hari.Jika orangtua cukup aktif melakukan
pemijatan, dalam waktu satu bulan sudah dapat dilihat perkembangan yang luar
biasa.
Kemajuan itu akan
lebih baik jika didukung kondisi anak yang masih muda sehingga titik meridian
akupunkturnya masih mudah dibentuk sehingga aliran darah tetap stabil.Menurut
Puji, sebaiknya pengobatan anak autisme dilakukan sedini mungkin, setidaknya
jangan lebih dari tiga tahun. "Jika sudah menginjak usia sekolah, pembuluh
darahnya sudah mengeras sehingga sulit menormalkan," ujarnya.
KESIMPULAN
Terapi pijat sekarang dapat menjadi salah satu
alternatif penyembuhan anak autisme.
Bukan hal baru lagi kalau pijat dapat membuat tubuh seseorang menjadi rileks dan
segar kembali, karena pemijatan di bagian tertentu tubuh dapat menyebabkan
otot-otot dan saraf berkontraksi. Sehingga aliran darah menjadi lancar dan
menjaga keseimbangan tubuh. Sudah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa
terapi pijat lebih efektif. Bahkan sejumlah orang tua sepertinya menaruh
harapan terhadap hasil studi di Amerika baru-baru ini, yang menyebutkan terjadi
peningkatan jumlah anak-anak penderita autis dari 11 persen menjadi 16 persen
yang memanfaatkan terapi pijat. Terapi pijat juga dapat dilakukan sendiri oleh
para orangtua di rumah, hanya saja orangtua harus benar-benar mengerti teknik
memijatnya. Jadi, menurut saya terapi pijat untuk anak autisme lebih efektif
dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Copyright © 2003 Lampung Post. All rights reserved. Senin,
26 April 2004
Terapi Pijat untuk Anak-Anak Autisme
Pijat menjadi alternatif pengobatan sebagian orangtua
yang anaknya mengalami autisme.Selain pengobatan medis, banyak orangtua yang
anak-anaknya menderita autisme menempuh pengobatan alternatif, terapi
pijat.Sebenarnya, pijat bagi anak bukan barang aneh. Pijat pada bayi sangat
dianjurkan karena bermanfaat merangsang sistem kerja saraf.Mengomentari hal
tersebut, Prof. H. Hembing Wijayakusuma mengatakan terapi pijat anak-anak
autisme efektif memperlancar peredaran darah yang berfungsi mendistribusikan
oksigen, nutrisi, dan mengangkut racun tubuh sehingga racun tidak mengendap dan
menimbulkan penyakit.Anak autisme di tubuhnya mengalami gangguan metabolisme,
sehingga perlu terapi yang memungkinkan terjadinya optimalisasi proses
sterilisasi tubuh dari penumpukan racun yang dapat meracuni sistem saraf
otak.Autisme dipandang sebagai gangguan perkembangan saraf disertai berbagai
masalah, seperti gangguan pencernaan juga kepekaan. Aspek perkembangan saraf
tidak lepas dari aspek internal tubuh, seperti hormon, enzim, daya tahan tubuh,
dan ketahanan mental. Ini membuat terapi pijat tepat dijadikan terapi
pendamping anak autisme.
Manfaat
Pijatan
Pijatan pada daerah tertentu membuat saraf dan otot
berkontraksi sehingga meningkatkan aliran darah dan menciptakan keseimbangan
tubuh. Untuk intensitas terapi, tiap anak berbeda-beda. "Bergantung kondisi
dan reaksi tubuh anak," ujar pria yang banyak menerima penghargaan di
bidang pengobatan ini.Sensasi rileks saat dipijat akan mempermudah anak
tertidur. Ketika tidur, tubuh melakukan perbaikan menyeluruh termasuk kinerja
otak, kontak mata, penguasaan kosa kata, mobilitas, sensitivasi, respons, juga
interaksi. Di samping menenangkan dan mengatasai hiperaktivitas yang sering
terjadi pada anak autisme.Daerah pijatan meliputi kepala, punggung, dada,
perut, leher, tengkuk, tangan, kaki, wajah, pelipis, dan mulut. Tiap daerah
memiliki fungsi penyembuhan masing-masing, sehingga pemijatan harus dilakukan
menyeluruh.Misalnya, pijatan di kepala dapat merangsang sistem saraf,
meningkatkan konsentrasi, juga menenangkan. Pijatan daerah punggung, dapat
memperbaiki kinerja seluruh organ tubuh. Pijatan di dada akan mengangkut racun
tubuh dan mengontrol metabolisme. Pijatan daerah perut, dapat menghilangkan
gangguan pencernaan. Sedangkan di leher dapat meningkatkan kemampuan bicara dan
memperlancar sirkulasi darah.Pijatan di tengkuk dapat melancarkan sirkulasi
darah ke susunan saraf dan menenangkan.
Pada tangan, dapat memperbaiki kinerja paru-paru,
jantung, usus, pembuangan, juga melancarkan sirkulasi darah ke seluruh
tubuh.Daerah kaki, akan mengatasi hiperaktif, agresif, dan merangsang sistem
saraf pusat. Pijatan di wajah dapat memperbaiki kontak mata. Sedangkan pelipis,
akan menurunkan ketegangan dan merangsang sistem saraf. Terakhir, pada mulut,
dapat membantu mengoptimalkan saraf bicara.Guna mendukung penyembuhan autisme,
penderita ditekankan melakukan diet bebas makanan tertentu, terutama yang
mengandung glutein dan kasein.Kedua zat ini terdapat di buah dan
sayuran tertentu, makanan yang mengandung zat pewarna atau MSG serta bahan
makanan mengandung susu hewan, seperti keju, es krim, yoghurt atau margarin. Keberhasilan
terapi menyembuhkan autisme, secara umum mencapai 100 persen. Namun, semua
bergantung kemampuan orangtua mendisiplinkan pengobatan, baik pijat maupun
diet. Selain itu, kontinuitas terapi harus rutin dilakukan sampai anak
mengalami perbaikan fungsi tubuhnya.
Balita Lebih
Mudah Diobati
Puji Siswanto, ahli acupressure
dari Bogor (Jabar), melakukan pengobatan terhadap anak-anak autisme dengan acupressure
(pemijatan). Fungsi pemijatan yang dilakukan adalah membantu peredaran darah
dan merilekskan susunan saraf menegang karena autisme.Menurut dia, pengobatan
anak autisme dengan pemijatan lebih efektif. Teknik penyembuhan anak autisme
dengan menggunakan jarum (akupunktur) tidak bisa dilakukan. Hal ini disebabkan
anak autisme cenderung hiperaktif dan banyak gerak dalam pengobatan.Puji juga
mengingatkan tidak semua anak hiperaktif terkena autisme. "Salah satu ciri
anak autisme adalah tatapan matanya kosong," ujarnya.Menurut Puji, anak
autisme umumnya mengalami gangguan pencernaan, sehingga buang air besarnya
tidak teratur. Hal ini disebabkan sistem pencernaannya terganggu, sehingga gizi
dan vitamin dari makanan tidak dapat diserap tubuh. Kondisi tersebut berakibat
terhambatnya pertumbuhan anak.Teknik yang dilakukan Puji, pertama memperlancar
sistem pencernaan lebih dulu. Alasannya, jika sistem pencernaan membaik,
berarti gizi yang diserap dan mental anak berangsur normal, ujar pria kelahiran
7 Januari ini.
Untuk memperbaiki sistem pencernaan, anak akan dipijat
pada beberapa titik meridian akupunktur, mulai dari bawah rahang, punggung
hingga kaki. Pijatan ini merilekskan otot dan memperlancar aliran darah ke
pencernaan.Peran aktif orangtua anak autisme sangat diharapkan Puji. Bahkan,
Puji melibatkan secara aktif orangtua untuk melakukan pemijatan di rumah. Hal
ini penting karena titik tersebut merupakan inti pengobatan dan harus dilakukan
tiap hari dengan pijatan yang ringan.Oleh sebab itu, Puji yang mendapatkan
keahlian memijat dari ayahnya ini, selalu memberi tahu orangtua anak tentang
titik mana yang harus dipijat ringan karena tidak mungkin orangtua sang anak
datang kepadanya setiap hari.Jika orangtua cukup aktif melakukan pemijatan,
dalam waktu satu bulan sudah dapat dilihat perkembangan yang luar biasa. Kemajuan
itu akan lebih baik jika didukung kondisi anak yang masih muda sehingga titik
meridian akupunkturnya masih mudah dibentuk sehingga aliran darah tetap
stabil.Menurut Puji, sebaiknya pengobatan anak autisme dilakukan sedini
mungkin, setidaknya jangan lebih dari tiga tahun. "Jika sudah menginjak
usia sekolah, pembuluh darahnya sudah mengeras sehingga sulit
menormalkan," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar