Minggu, 18 November 2012



TERAPI PIJAT
UNTUK ANAK AUTISME
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Rehabilitasi Anak Berkebutuhan Khusus
Dosen pengampu : Drs. Abdul Salim Choiri, M.Kes





Di susun oleh:
Septi Pambudi Arti
(K5112064)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012/2013



DAFTAR ISI

HALAMAN  JUDUL........................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
GARIS BESAR ISI ARTIKEL........................................................................... 1
TELAAH ARTIKEL............................................................................................ 2
KESIMPULAN............................................................................................... .... 5
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... ... 6
LAMPIRAN......................................................................................................... 7


GARIS BESAR ISI ARTIKEL

Selain pengobatan medis, banyak juga orangtua yang menempuh jalur alternatif terapi pijat untuk menyembuhkan anaknya yang menderita autisme. Terapi pijat sudah cukup terkenal di kalangan masyarakat untuk terapi alternatif anak autisme, meski tak banyak bukti yang menyebutkan terapi ini bermanfaat. Sebenarnya pijat bukanlah hal yang aneh, pada bayi pijat sangat dianjurkan karena bermanfaat untuk merangsang sistem kerja saraf. Gangguan spektrum autisme adalah kelompok gangguan perkembangan yang memiliki tingkatan berbeda yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi, bersosialisasi dan membangun hubungan. Para peneliti mengatakan beberapa studi menunjukan adanya beberapa adanya manfaat dari terapi pijat, misalnya dalam keterampilan bahasa dan sosial tetapi jumlah sampel pasien yang tidak banyak dan masalah lain membuat hasil studi itu belum bisa dipercaya.
Secara umum, pijat atau "sentuhan" diperkirakan memiliki manfaat secara fisik dan emosional. Bagi anak autis terapi ini memiliki efek pada sistem saraf dan hormonal yang dapat membantu meringankan beberapa kesulitan mereka, kata Dr. Myeong Soo Lee dari Korea Institute of Medicine Oriental di Daejeon, yang juga peneliti utama pada studi ini. Sensasi rileks saat dipijat akan mempermudah anak tertidur. Ketika tidur tubuh melakukan perbaikan menyeluruh termasuk kinerja otak, kontak mata, penguasaan kosa kata, mobilitas, sensitivasi, respon dan juga interaksi. Di samping itu dapat juga menenangkan dan mengatasi hiperaktivitas yang sering terjadi pada anak autisme. Karena sebab itulah terapi pijat dapat dikatakan sebagai salah satu alternatif efektif untuk anak autisme.
  
TELAAH ARTIKEL

Autisme dipandang sebagai gangguan perkembangan saraf disertai berbagai masalah seperti gangguan pencernaan dan kepekaan. Aspek perkembangan saraf tidak lepas dari aspek internal tubuh, seperti hormon, enzim, daya tahan tubuh dan ketahanan mental. Anak autisme di tubuhnya mengalami gangguan metabolisme, sehingga perlu terapi yang memungkinkan terjadinya optimalisasi proses sterilisasi tubuh dari penumpukan racun yang dapat meracuni sistem saraf otak. Prof. H. Hembing Wijayakusuma mengatakan  bahwa terapi pijat bagi anak autisme  efektif memperlancar peredaran darah yang berfungsi mendistribusikan oksigen, nutrisi dan mengangkut racun tubuh sehingga racun tidak mengendap dan menimbulkan penyakit. Umumnya pada anak autisme mengalami gangguan pencernaan dan buang air besarnya tidak teratur. Sehingga gizi dan vitamin dari makanan tidak dapat diserap tubuh. Kondisi tersebut berakibat terhambatnya pertumbuhan anak. Untuk memperbaiki pencernaan anak akan dipijat pada beberapa titik meridian akupuntur. Mulai dari bawah radang, punggung hingga kaki. Pijatan ini merilekskan otot dan memperlancar aliran darah ke pencernaan.
Manfaat pijatan pada daerah tertentu membuat saraf  dan otot berkontraksi sehingga meningkatkan aliran darah dan menciptakan keseimbangan tubuh. Untuk intensitas terapi, tiap anak berbeda-beda tergantung kondisi dan reaksi tubuh anak. Daerah pijatan meliputi kepala, punggung, dada, perut, leher, tengkuk, tangan, kaki, wajah, pelipis dan mulut. Tiap daerah mempunyai fungsi penyembuhan masing-masing, sehingga pemijatan harus dilakukan menyeluruh. Misalnya:
Ø Pijatan di kepala dapat merangsang sistem saraf , meningkatkan konsentrasi dan juga menenangkan.
Ø Pijatan daerah punggung dapat memperbaiki kinerja seluruh organ tubuh. Pijatan di dada akan mengangkut racun tubuh dan mengontrol metabolisme.
Ø Pijatan daerah perut dapat menghilangkan gangguan pencernaan.
Ø Di leher dapat meningkatkan kemampuan bicara dan memperlancar sirkulasi darah.

Ø Pijatan daerah tengkuk dapat memperlancar sirkulasi darah ke susunan saraf dan menenangkan.
Ø Pada tangan dapat memperbaiki kinerja paru-paru, jantung, usus, pembuangan, juga melancarkan sirkulasi daerah ke seluruh tubuh.
Ø Daerah kaki akan mengatasi hiperaktif, agresif dan merangsang sistem saraf pusat.
Ø Pijatan di wajah dapat memperbaiki kontak mata.
Ø Sedangkan di pelipis akan menurunkan ketegangan dan merangsang sistem saraf pusat.
Ø Terakhir pada mulut dapat membantu mengoptimalkan saraf  bicara.

Untuk mengetahui apakah terapi pijat bermanfaat bagi penderita autis, lee dari Korea Institute of Medicine Oriental di Daejeon dan koleganya melakukan pencarian informasi melalui berbagai literatur medis. Ada beberapa temuan menjanjikan, ujar lee. Anak-anak yang menjalani terapi pijat dan ditambah pendidikan khusus dapat meningkatkan kemampuan sosial mereka dan ketrampilan dalam menunjang kehidupan sehari-hari, seperti berpakaian dan makan sendiri. Dan mereka yang menjalani terapi pijat dan ditambah terapi bahasa memiliki kemajuan lebih besar dalam berkomunikasi dibandingkan dengan mereka yang hanya mendapatkan terapi bahasa. Namun semua studi itu memiliki kelemahan mendasar, menurut para peneliti, yaitu tak satupun dari studi itu yang melibatkan lebih dari 50 anak-anak dan penelitian itu semuanya hanya berlangsung antara satu hingga lima bulan. Dalam beberapa kasus para peneliti yang melakukan penelitian terhadap anak-anak sudah tahu mana anak-anak yang telah mendapatkan terapi pijat dan mana yang tidak, sehingga mereka lebih cenderung untuk mengamati kemajuan yang dicapai oleh anak-anak yang pernah menjalani terapi pijat.
Namun Lee menegaskan bahwa bagi orangtua yang ingin memberikan terapi pijat kepada anak-anak mereka yang autis, itu tak masalah, karena terapi pijat tidak menimbulkan risiko serius. Tapi jika tahu apakah terapi pijat benar-benar efektif bagi anak autis, menurut Lee, perlu dilakukan lebih banyak studi lagi untuk mengonfirmasikan hal ini. Guna mendukung penyembuhan autisme, penderita ditekankan melakukan diet bebas makanan tertentu, terutama yang mengandung glutein dan kasein.Kedua zat ini terdapat di buah dan sayuran tertentu, makanan yang mengandung zat pewarna atau MSG serta bahan makanan mengandung susu hewan, seperti keju, es krim, yoghurt atau margarin.



Keberhasilan terapi menyembuhkan autisme, secara umum mencapai 100%. Namun, semua bergantung kemampuan orangtua mendisiplinkan pengobatan, baik pijat maupun diet.
Selain itu, kontinuitas terapi harus rutin dilakukan sampai anak mengalami perbaikan fungsi tubuhnya. Menurut Puji Siswanto, ahli acupressure (pemijatan) dari Bogor, Jawa Barat fungsi pemijatan yang dilakukan adalah membantu peredaran darah dan merilekskan susunan saraf yang menegang karena autisme. Menurut dia, pengobatan anak autisme dengan pemijatan lebih efektif. Teknik penyembuhan anak autisme dengan menggunakan jarum (akupunktur) tidak bisa dilakukan. Hal ini disebabkan anak autisme cenderung hiperaktif dan banyak gerak dalam pengobatan. Puji juga mengingatkan tidak semua anak hiperaktif terkena autisme. "Salah satu ciri anak autisme adalah tatapan matanya kosong," ujarnya.
Peran aktif orangtua anak autisme sangat diharapkan Puji. Bahkan, Puji melibatkan secara aktif orangtua untuk melakukan pemijatan di rumah. Hal ini penting karena titik tersebut merupakan inti pengobatan dan harus dilakukan tiap hari dengan pijatan yang ringan. Oleh sebab itu, Puji yang mendapatkan keahlian memijat dari ayahnya ini, selalu memberi tahu orangtua anak tentang titik mana yang harus dipijat ringan karena tidak mungkin orangtua sang anak datang kepadanya setiap hari.Jika orangtua cukup aktif melakukan pemijatan, dalam waktu satu bulan sudah dapat dilihat perkembangan yang luar biasa.
 Kemajuan itu akan lebih baik jika didukung kondisi anak yang masih muda sehingga titik meridian akupunkturnya masih mudah dibentuk sehingga aliran darah tetap stabil.Menurut Puji, sebaiknya pengobatan anak autisme dilakukan sedini mungkin, setidaknya jangan lebih dari tiga tahun. "Jika sudah menginjak usia sekolah, pembuluh darahnya sudah mengeras sehingga sulit menormalkan," ujarnya.


KESIMPULAN
Terapi pijat sekarang dapat menjadi salah satu alternatif  penyembuhan anak autisme. Bukan hal baru lagi kalau pijat dapat membuat tubuh seseorang menjadi rileks dan segar kembali, karena pemijatan di bagian tertentu tubuh dapat menyebabkan otot-otot dan saraf berkontraksi. Sehingga aliran darah menjadi lancar dan menjaga keseimbangan tubuh. Sudah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa terapi pijat lebih efektif. Bahkan sejumlah orang tua sepertinya menaruh harapan terhadap hasil studi di Amerika baru-baru ini, yang menyebutkan terjadi peningkatan jumlah anak-anak penderita autis dari 11 persen menjadi 16 persen yang memanfaatkan terapi pijat. Terapi pijat juga dapat dilakukan sendiri oleh para orangtua di rumah, hanya saja orangtua harus benar-benar mengerti teknik memijatnya. Jadi, menurut saya terapi pijat untuk anak autisme lebih efektif dan efisien.





DAFTAR PUSTAKA



LAMPIRAN
seto | Senin, 28 Desember 2009 | Autisme
Copyright © 2003 Lampung Post. All rights reserved. Senin, 26 April 2004
Terapi Pijat untuk Anak-Anak Autisme
Pijat menjadi alternatif pengobatan sebagian orangtua yang anaknya mengalami autisme.Selain pengobatan medis, banyak orangtua yang anak-anaknya menderita autisme menempuh pengobatan alternatif, terapi pijat.Sebenarnya, pijat bagi anak bukan barang aneh. Pijat pada bayi sangat dianjurkan karena bermanfaat merangsang sistem kerja saraf.Mengomentari hal tersebut, Prof. H. Hembing Wijayakusuma mengatakan terapi pijat anak-anak autisme efektif memperlancar peredaran darah yang berfungsi mendistribusikan oksigen, nutrisi, dan mengangkut racun tubuh sehingga racun tidak mengendap dan menimbulkan penyakit.Anak autisme di tubuhnya mengalami gangguan metabolisme, sehingga perlu terapi yang memungkinkan terjadinya optimalisasi proses sterilisasi tubuh dari penumpukan racun yang dapat meracuni sistem saraf otak.Autisme dipandang sebagai gangguan perkembangan saraf disertai berbagai masalah, seperti gangguan pencernaan juga kepekaan. Aspek perkembangan saraf tidak lepas dari aspek internal tubuh, seperti hormon, enzim, daya tahan tubuh, dan ketahanan mental. Ini membuat terapi pijat tepat dijadikan terapi pendamping anak autisme.
Manfaat Pijatan
Pijatan pada daerah tertentu membuat saraf dan otot berkontraksi sehingga meningkatkan aliran darah dan menciptakan keseimbangan tubuh. Untuk intensitas terapi, tiap anak berbeda-beda. "Bergantung kondisi dan reaksi tubuh anak," ujar pria yang banyak menerima penghargaan di bidang pengobatan ini.Sensasi rileks saat dipijat akan mempermudah anak tertidur. Ketika tidur, tubuh melakukan perbaikan menyeluruh termasuk kinerja otak, kontak mata, penguasaan kosa kata, mobilitas, sensitivasi, respons, juga interaksi. Di samping menenangkan dan mengatasai hiperaktivitas yang sering terjadi pada anak autisme.Daerah pijatan meliputi kepala, punggung, dada, perut, leher, tengkuk, tangan, kaki, wajah, pelipis, dan mulut. Tiap daerah memiliki fungsi penyembuhan masing-masing, sehingga pemijatan harus dilakukan menyeluruh.Misalnya, pijatan di kepala dapat merangsang sistem saraf, meningkatkan konsentrasi, juga menenangkan. Pijatan daerah punggung, dapat memperbaiki kinerja seluruh organ tubuh. Pijatan di dada akan mengangkut racun tubuh dan mengontrol metabolisme. Pijatan daerah perut, dapat menghilangkan gangguan pencernaan. Sedangkan di leher dapat meningkatkan kemampuan bicara dan memperlancar sirkulasi darah.Pijatan di tengkuk dapat melancarkan sirkulasi darah ke susunan saraf dan menenangkan.



Pada tangan, dapat memperbaiki kinerja paru-paru, jantung, usus, pembuangan, juga melancarkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh.Daerah kaki, akan mengatasi hiperaktif, agresif, dan merangsang sistem saraf pusat. Pijatan di wajah dapat memperbaiki kontak mata. Sedangkan pelipis, akan menurunkan ketegangan dan merangsang sistem saraf. Terakhir, pada mulut, dapat membantu mengoptimalkan saraf bicara.Guna mendukung penyembuhan autisme, penderita ditekankan melakukan diet bebas makanan tertentu, terutama yang mengandung glutein dan kasein.Kedua zat ini terdapat di buah dan sayuran tertentu, makanan yang mengandung zat pewarna atau MSG serta bahan makanan mengandung susu hewan, seperti keju, es krim, yoghurt atau margarin. Keberhasilan terapi menyembuhkan autisme, secara umum mencapai 100 persen. Namun, semua bergantung kemampuan orangtua mendisiplinkan pengobatan, baik pijat maupun diet. Selain itu, kontinuitas terapi harus rutin dilakukan sampai anak mengalami perbaikan fungsi tubuhnya.
Balita Lebih Mudah Diobati
Puji Siswanto, ahli acupressure dari Bogor (Jabar), melakukan pengobatan terhadap anak-anak autisme dengan acupressure (pemijatan). Fungsi pemijatan yang dilakukan adalah membantu peredaran darah dan merilekskan susunan saraf menegang karena autisme.Menurut dia, pengobatan anak autisme dengan pemijatan lebih efektif. Teknik penyembuhan anak autisme dengan menggunakan jarum (akupunktur) tidak bisa dilakukan. Hal ini disebabkan anak autisme cenderung hiperaktif dan banyak gerak dalam pengobatan.Puji juga mengingatkan tidak semua anak hiperaktif terkena autisme. "Salah satu ciri anak autisme adalah tatapan matanya kosong," ujarnya.Menurut Puji, anak autisme umumnya mengalami gangguan pencernaan, sehingga buang air besarnya tidak teratur. Hal ini disebabkan sistem pencernaannya terganggu, sehingga gizi dan vitamin dari makanan tidak dapat diserap tubuh. Kondisi tersebut berakibat terhambatnya pertumbuhan anak.Teknik yang dilakukan Puji, pertama memperlancar sistem pencernaan lebih dulu. Alasannya, jika sistem pencernaan membaik, berarti gizi yang diserap dan mental anak berangsur normal, ujar pria kelahiran 7 Januari ini.
Untuk memperbaiki sistem pencernaan, anak akan dipijat pada beberapa titik meridian akupunktur, mulai dari bawah rahang, punggung hingga kaki. Pijatan ini merilekskan otot dan memperlancar aliran darah ke pencernaan.Peran aktif orangtua anak autisme sangat diharapkan Puji. Bahkan, Puji melibatkan secara aktif orangtua untuk melakukan pemijatan di rumah. Hal ini penting karena titik tersebut merupakan inti pengobatan dan harus dilakukan tiap hari dengan pijatan yang ringan.Oleh sebab itu, Puji yang mendapatkan keahlian memijat dari ayahnya ini, selalu memberi tahu orangtua anak tentang titik mana yang harus dipijat ringan karena tidak mungkin orangtua sang anak datang kepadanya setiap hari.Jika orangtua cukup aktif melakukan pemijatan, dalam waktu satu bulan sudah dapat dilihat perkembangan yang luar biasa. Kemajuan itu akan lebih baik jika didukung kondisi anak yang masih muda sehingga titik meridian akupunkturnya masih mudah dibentuk sehingga aliran darah tetap stabil.Menurut Puji, sebaiknya pengobatan anak autisme dilakukan sedini mungkin, setidaknya jangan lebih dari tiga tahun. "Jika sudah menginjak usia sekolah, pembuluh darahnya sudah mengeras sehingga sulit menormalkan," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar